Jumat, 01 November 2013

Baitul Maal Al-Ikhlash dan Baitul Maal Attaqwa


 BAITUL MAAL
Berdirinya Baitul Maal Al-Ikhlash RW 03 Kelapa Gading Barat
Baitul Maal Attaqwa RW 05 KGB


Oleh: Dudi Akasyah

31 Januari 2012



Bermula di Tahun 2004
Sekitar tahun 2004, kami biasa berkumpul dengan para pemuda dan remaja masjid. Kami mengkaji berbagai hal. Mengaji bersama, mengadakan kegiatan-kegiatan, dan kegiatan lainnya. Kami sering berkumpul di Masjid Arrohmah (Kavling C) dan Masjid Al-Ikhlas di Jalan P Galang Kodamar.
Hampir setiap bertemu di masjid, khususnya setelah shalat subuh, kami selalu mengadakan tausiyah, khususnya tausiyah untuk kami diri sendiri. Setelah jam 06.00 kami pun kembali ke rumah masing-masing, bersiap diri masuk ke kantor atau tempat pekerjaan masing-masing.
Terjalinnya persahabatan dan silaturahmi merupakan anugerah tersendiri bagi kami, paling tidak untuk meningkatkan semangat bekerja, semangat berkarya, dan mencari ide-ide yang berguna bagi masyarakat.
Ide Terbentuknya
Hingga pada suatu saat tercetuslah ide bahwa kami akan mengeluarkan zakat yang dikumpulkan bersama rekan-rekan remaja masjid. Kami kumpulkan bulan demi bulan. Kami juga silaturahmi dan menghubungi Ketua RW yang ada di lingkungan masjid, untuk menanyakan ada berapa yatim yang ada di lingkungan RW, kami juga bersiap untuk mendata siapa fakir miskin yang ada di lingkungan tersebut.
Kami mulai menyantuni mustahik setiap bulannya. Meskipun jumlah santunan sedikit namun kami sangat berbahagia. Kami merasakan bahwa kami telah menjadi menusia yang dapat membantu, meskipun hanya sedikit namun bagi kami hal itu merupakan modal awal untuk terus belajar, ikhlas, berkreasi, dan mengasah ide dan aplikasi. Alhamdulillah, jumlah anggota baitul maal semakin banyak. Para orang tua kami dan jamaah masjid banyak yang ikut bergabung sehingga kegiatan pun semakin meriah.
Kemudian muncul ide untuk menyebarkan kotak ke rumah-rumah Muslim di suatu RW, alasan kami: [1] Sebenarnya tetiap warga ingin menyantuni yatim, dhuafa, dan syiar Islam yang ada di lingkungannya namun mereka belum tahu bagaimana caranya. [2] Kami merasa tidak mampu jika harus memberi besar, namun  jika sedikit tidak mencukupi [2] Uang recehan sisa belanja seringkali mubazir tercecer percuma [3] Uang serupiah apabila digabungkan dengan rupiah warga lainnya maka akan layak untuk memberi santunan
[4] Warga sangat ingin membantu yatim, dhuafa, dan syiar Islam namun mereka tak mampu jika ditangani sendiri dan menginginkannya bersama-sama/bergotong-royong. [5] Warga akan puas dan mudah mengecek orang-orang yang mendapat santunan sebab mustahik adalah warganya sendiri. [6] Warga sangat berharap agar ada penggerak untuk mewujudkan wadah tersebut.
[7] Pengurusnya berasal dari warga / jemaah masjid / remaja Islam dari kalangan mereka sendiri sehingga peka terhadap kondisi warganya. [8] Membantu untuk menyemarakkan masjid dan meringankan tugas-tugas pengurus RW khususnya dalam hal pengentasan kemiskinan dan kreasi lainnya dalam lingkup syiar Islam.
Berkaitan Nama Baitul Maal
Apa nama untuk program ini? Kami memberi nama “Baitul Maal.”
Baitul Maal artinya bait yaitu rumah, wadah, gudang atau lembaga. Maal artinya kekayaan atau harta umat Islam yang diperoleh dari zakat maal, infaq, atau sedekah. Dilihat dari sejarah Baitul Maal didirikan oleh Para Nabi, diteruskan oleh Nabi Muhammad Saw, diteruskan oleh khalifah Abu Bakar Shiddiq ra dan seterusnya.
Apa yang menjadi alasan bagi kami tentang penamaan “Baitul Maal.” Ada beberapa pertimbangan kami menamakan kegiatan ini sebagai Baitul Maal.
[1] Untuk memperkenalkan dan memasyarakatkan Baitul Maal sebagaimana yang disebutkan dalam syariat Islam
[2] Kami belum mampu mewujudkan baitul maal dalam skala internasional sebagaimana yang diterapkan Nabi Muhammad SAW dan Khulafaurasyidin, namun kami ingin memulainya meski dari lingkup RW. Bukankah ada pepatah, mulai dari diri sendiri dan kelak akan melingkupi seluruhnya.
[3] Kami ingin bahwa Baitul Maal tidak hanya dibahas dalam tataran teoritis tetapi sudah saatnya diwujudkan secara praktik.
[4] Selama ini cenderung saat mendengar Baitul Maal hanya sebatas kisah yang mengawang-awang, atau hanya sebatas sirah nabawiyah yang tidak dapat membumi untuk saat ini; kami ingin menunjukan bahwa Baitulmaal dapat membumi (down to earth) dan aplikatif untuk masyarakat jaman sekarang.
[5] Kami melihat bahwa masjid merupakan pusat kekuatan umat, di samping ibadah mahdzah (seperti shalat, dzikir) namun juga berfungsi sebagai pusat ibadah ghair mahdzah (seperti membantu yatim, dhuafa, dan kemaslahatan umat). Dengan kehadiran Baitul Maal di masjid maka kami berharap bahwa masjid dapat menjadi sentral untuk ibadah mahdzah dan ibadah ghairi mahdzah sebagaimana tersebut di atas.
[6] Mendirikan Baitul Maal tingkat RW merupakan hal yang realistis jika dilihat dari kemampuan kami, untuk selanjutnya jika program ini berhasil maka kami semakin terpacu untuk mengembangkan kepada lingkup yang lebih luas, bahkan jika bisa mewujudkan baitulmaal di muka bumi. Namun sekali lagi, hal itu harus dimulai dari hal terkecil, dimulai dari diri sendiri, dimulai dari sekarang, katakanlah bisa dan siap untuk bergerak.
Seluruh warga Muslim dilibatkan
Setelah kami berkoordinasi dengan Ketua Masjid dan Ketua RW maka kami pun menyebarkan kotak-kotak kecil ke rumah-rumah, dilengkapi dengan surat edaran yang dilegalisasi oleh Ketua Masjid dan Ketua RW. Di masing-masing kotak kami tempelkan tanda terima dan tujuan kegiatan.
Prediksi kami tepat bahwa ternyata seluruh warga muslim sangat bersemangat dengan adanya kegiatan Baitul Maal. Mereka menyambut sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa kita sebagai umat Islam rindu dengan kepedulian, rindu untuk memperhatikan yatim, iba kepada tetangga yang miskin, dan semangat memeriahkan syiar Islam.
Kita juga merasakan betapa semangat amal ibadah yang dikerjakan bersama-sama. Betapa semangat sedekah yang dilakukan secara bersama-sama.
Alhamdulillah ibarat mata air, maka Baitul Maal seperti mata air yang menjadi penawar kasih sayang dan kepedulian sesama warga Muslim. Setiap bulannya Baitulmaal menyantuni kepada tiap yatim Rp 100.000 per orang; dhuafa Rp 50.000 per orang; membeli kain kafan dan Rp 500.000 bagi warga yang meninggal; pembinaan pengajian remaja; mendanai kegiatan-kegiatan Islam; membantu korban musibah bencana alam; dan sebagainya. Kami berharap bahwa bermula dari kegiatan ini kelak akan memberi manfaat yang lebih banyak lagi.
Seperti Putik Sari yang Disebarkan Angin
Seperti putik sari yang disebarkan oleh tiupan angin, kegiatan Baitulmaal telah berdiri di RW tetangga, yaitu Baitul Maal Sub-Cabang Kelapa Gading Barat, Baitul Maal Assalam RW 09 KGB, BM Barokah RW 01 KGB, dan BM Al-Islam RW 04 KGB.
Di Kelurahan tetangga yaitu Kelurahan Pegangsaan Dua Kecamatan Kelapa Gading, telah berdiri Baitul Maal Roudhotul Jannah RW 09, dan Baitul Maal Amanah Umat Pegangsaan Dua Kelapa Gading.
Rekan-Rekan dalam Tim Baitul Maal
Kami mengundang kepada rekan-rekan yang berminat untuk bergabung bersama kami. Melayani masyarakat, memberi kontribusi kepada umat. Mewujudkan kebersamaan untuk beramal-salih. Apalah arti potensi yang dimiliki jika tidak ada personel yang terlibat dalam kegiatan baitulmaal.
Kami berharap dan selalu berdoa semoga rekan-rekan ikut bergabung dengan kami sehingga kekuatan untuk membangun umat semakin bertambah. Masyarakat sudah memberi kepercayaan kepada baitulmaal maka tugas kita adalah bagaimana supaya personel semakin bertambah sehingga tugas dapat dipikul secara bersama-sama.
Alhamdulillah rekan-rekan dalam tim baitulmaal berjalan secara kompak, semangat, inspiratif, dan kreatif. Kami memohon kepada Allah SWT semoga Allah mencurahkan berkah dan pahala yang banyak untuk kita semua. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga yang telah menjadi muzakki yang istiqamah semoga Allah memberi balasan yang lebih baik dan lebih banyak kepada Bapak/Ibu/Saudara, amin ya Robbal alamin.
*****
Kita sudah memulai Baitumaal sejak tahun 2004, dan alhamdulillah  sampai tahun 2012 telah berkembang dan semakin baik. Mudah-mudahan secara bertahap Baitul Maal dapat menyebar dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Kami mempunyai cita-cita bahwa kelak akan berdiri baitul maal di seluruh RW se DKI Jakarta sehingga semua yatim, dhuafa, dan syiar Islam di wilayah Jakarta dapat diperhatikan secara optimal. Satu hal yang terpenting adalah kita harus memulai, kemudian amanah dan istiqamah, maka Allah SWT akan memberi jalan keluar kepada kita untuk mewujudkan cita-cita tersebut.


31 Januari 2012















Tidak ada komentar:

Posting Komentar